Selasa, 15 Mei 2012

Proposal PELATIHAN pengembangan PROGRAM


PROPOSAL PELATIHAN PENGOLAHAN KERAJINAN TEMPURUNG KELAPA MENJADI TAS




OLEH :
SITI KALIMAH
 10102241018
PLS 3A
 


I.            LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia akan dikatakan sejahtera apabila segala sektor kehidupannya dapat terpenuhi. Sektor ekonomi, jasmani maupun rohani. Masalah terbesar untuk negara kita saat ini yaitu masalah kemiskinan. Kemiskinan di Indonesia terjadi berawal disebabkan oleh adanya pengangguran yang tidak dapat terbendung lagi. Pengangguran disebabkan oleh sempitnya lapangan kerja. Apalagi sekarang ini sistem ketenagakarjaan Indonesia adalah kontrak, hanya memiliki waktu beberapa saat saja dalam bekerja, sehingga kompetisi kerja semakin besar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya.
Wirausaha adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir dan bathin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar peluang, merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dituntut untuk mampu mengelola, menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas.
 Menurut Andrew J Dubrin wirausaha adalah seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business).
Jadi dari pengertian diatas kita dapat mengartikan bahwa usaha seseorang untuk menambah nilai dari suatu barang atau jasa dengan mengtur berbagai faktor produksi yang sudah ada secara maksimal untuk memperoleh penghasilan yang lebih untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia.
Setelah menengok  pada dunia industri, saat ini banyak sekali bermunculan usaha-usaha yang dapat mengubah suatu problema menjadi aset. Salah satunya yaitu tempurung kelapa. Tempurung kelapa atau yang sering disebut dengan kata “bathok” oleh masyarakat  jawa merupakan sampah yang  dianggap mengganggu bagi orang-orang yang tidak tahu manfaatnya, namun barang sisa tersebut bisa berubah menjadi kerajinan dan tas yang terlihat etnik, natural namun modis. 
Tempurung kelapa banyak sekali dijumpai pada penjual es kelapa muda, rumah makan bahkan disetiap rumah itupun dapat kita temui. Tempurung kelapa yang memiliki wujud yang keras dapat diubah dan dipoles menjadi kerajinan yang unik. Berdirinya usaha ini dapat didirikan apabila kepegawaian serta sarana dan prasarana saling mendukung. Sampai saat ini usaha tempurung kelapa sudah menjamur di kawasan manca negara. Di kabupaten Bantul terdapat salah satu pengrajin tempurung kelapa. Yaitu usaha kerajinan milik Bapak Senen.  Namun usaha tersebut berhenti di tengah jalan karena bermasalah pada karyawan. Yaitu sedikitnya orang yang berminat untuk terjun dalam dunia kerajinan tersebut. Sehingga pimpinan pengolahan limbah tersebut kewalahan karena sedikitnya orang-orang yang minat akan menjadi karyawannya. Padahal setelah wujud out put nya ada, barang tersebut bisa menjadi aset yang tak kalah saing dengan kerajinan yang lainnya. Oleh karena itu saya berinisiatif akan mengadakan pelatihan bagi warga yang ingin terjun pada usaha tersebut. Dalam kerajinan milik Bapak Senen difokuskan pada kerajinan tas batok.
Tas Batok adalah sebuah tas wanita yang terbuat dari tempurung kelapa yang membungkus daging dan air kelapa atau cangkang kelapa (dalam bahasa jawa disebut batok kelopo) yang dipahat, diukir oleh tangan tangan. Produk Tas batok mempunyai nilai seni tinggi dalam setiap detil ukiran  dimana dalam pembuatanya dikerjakan tangan tangan trampil dan susunan batok yang sudah dipotong presisi sehingga dapat menjadi tas yang sangat sangat indah, jika anda ingin sesuatu yang beda di resepsi atau saat hangout, segera miliki koleksi terbaik karya rakyat Indonesia.

II.            TUJUAN PROGRAM
Dengan membuka suatu pelatihan untuk menjadi karyawan pengrajin tempurung kelapa, harapannya adalah:

1.      Peserta pelatihan memiliki kompeten yang mampu mengolah bathok menjadi berbagai macam kerajinan khususnya tas batok.
2.      Masyarakat memiliki tambahan keterampilan baru dalam mengolah batok menjadi kerajinan tas yang memiliki nilai ekonomis sehingga mampu menambah pendapatan masyarakat
3.      Mereka bisa belajar memasarkan berbagai hasil olahannya dengan maksimal.
4.      Limbah batok yang menggunung di lingkungan sekitar tepatnya pada konsumen kelapa akan berkurang karena masyarakat mengerti akan nilai ekonomis yang ditawarkan dari limbah batok sehingga lingkungan menjadi bersih.
5.      Mengurangi pengangguran yang berada pada kabupaten tersebut khususnya pada daerah tersebut (berkurangnya kemiskinan).
6.      Kerajinan tas batok bisa berkembang di dunia perindustrian dan bisa bersaing dengan kelas dunia.
7.      Masyarakat yang telah ikut berpartisipasi mengikuti pelatihan dapat meningkatkan sumber pendapatan.
8.      Masyarakat memiliki wacana baru mengenai manfaat ekonomis dari sampah

III.            USULAN RANCANGAN PROGRAM
A.    LATAR BELAKANG SPESIFIK
Setelah melihat lingkungan di Kecamatan Sewon Bantul khususnya di Pedukuhan Ngimbang RT 21 Pendowoharjo Sewon Bantul yang telah berdiri usaha kerajinan tempurung kelapa tapi mandheg serta didominasi dengan tumbuhnya pohon kelapa dan banyak sekali warga yang mengkonsumsi kelapa, lebih praktisnya bila di daerah tersebut dikembangakan pelatihan pengolahan tempurung kelapa menjadi berbagai macam kerajinan. Lebih spesifiknya pada pembuatan tas batok.  Karena untuk saat ini limbah tersebut hanya di jadikan bahan bakar untuk memasak dan pembakaran batu bata saja.
Sehingga kami disini bermaksud memanfaatkan tempurung kelapa itu. Sebenarnya usaha tersebut sudah berdiri lama, namun usaha tersebut berhenti di jalan yang disebabkan kurangnya karyawan yang mengolahnya. Lebih tepatanya usaha tersebut berhenti di tengah jalan karena disebabkan oleh faktor pada pemilik usaha.
Pemilik Usaha yang bernama Bapak Senen, pensiunan polisi rutan. Beliau itu dalam memberikan gaji kepada karyawannya selalu tidak tepat, terkadang gajinya itu kurang. Menurut kehidupan secara real gaji tersebut sering molor karena pemilik usaha tersebut tidak bisa memanagemen mana uang usaha dan uang pribadi. Sehingga wajar saja bila pada usaha tersebut tidak ada karyawannya. Maka tepatnya disini saya akan menindaklanjuti pemilik usaha tersebut mengenai ketepatan bagi gaji. Dan selanjutnya saya akan melaksanakan pelatihan kepada calon-calon karyawan, supaya  usaha tersebut akan lebih berkembang dengan baik.
Disamping hal tersebut, pemuda-pemudi pada daerah tersebut banyak sekali yang menganggur. Hal itu disebabkan mereka hanya  lulusan SMP, serta mereka tidak mampu bekerja di tempat yang lebih tinggi. Mereka kebanyakan bekerja di bangunan saja. Berharap pelatihan ini dapat mengentaskan pengangguran tersebut dan memberikan lulusan yang trampil dan ulet. Lebih-lebih bisa membrantas kemiskinan pada kabupaten Bantul.

B.     KELOMPOK SASARAN PROGRAM
1.      Pemuda dan pemudi warga bantul usia produktif
Program pelatihan pembuatan kerajinan hasil limbah tempurung kelapa lebih ditekankan kepada pemuda-pemudi warga bantul. Karena untuk saat ini banyak sekali pemuda yang nganggur yang dikarenakan pendidikan yang dimiliki masih rendah dan tidak bisa untuk melamar pekerjaan. Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan mereka memiliki ketrampilan dasar dan ketrampilan lanjutan yang bisa diterapkan untuk memasuki pada usaha milik pak Senen.
2.      Ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap.
Pelatihan ini juga bisa diberikan kepada ibu-ibu yang sekiranya tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Ibu-ibu yang kebanyakan hanya kumpul-kumpul dan tidak ada pekerjaan hendaknya didaya gunakan pada pelatihan ini. Sehingga bisa digunkaan untuk pekerjaan sampingan. Selebihnya bila pelatihan berhasil, akan memberikan keuntungan bagi pemilik industri dimana akan membuka lowongan sebagai karyawan. Dengan bertambahnya karyawan, semakin cepat garapan permintaan dari konsumen itu selesai. Hingga usaha tersebut akan berkembang lebih pesat. Ibu-ibu yang mengikuti pelatihan juga akan mendapat ketrampilan dimana ibu-ibu bisa menjadi karyawan pada pembuatan tas, dan akan mendapat tambahan penghasilan.

C.    KOMPETENSI YANG DI HARAPKAN
Dengan mengamati keadaan tersebut bisa mendukung kita untuk menjadi suatu inspirasi dimana potensi itu dapat di kembangkan melalui suatu usaha secara inovatif dan kreatif. Adanya pelatihan tersebut, harapannya yaitu para pemuda dan ibu-ibu dapat memanfaatkan bekal yang diperoleh dari pelatihan serta ktrampilan dimana bisa diterapkan untuk memasuki dunia industri kerajinan tempurung kelapa milik bapak Senen. Ketrampilan yang diharapkan  yaitu ketrampilan dalam merangkai bathok menjadi tas.
 Keterampilan pengrajin juga dapat ditingkatkan dengan menggali pola atau motif-motif baru yang disukai dan sedang trend di pasaran untuk dapat disesuaikan pada kerajinan tempurung kelapa, atau bahkan menciptakan trend sendiri yang mampu diserap pasar (trend setter). Disamping hal itu wawasan mereka lebih bertambah dalam mengukir limbah menjadi suatu aset yang sangat berharga dan mereka juga peduli terhadap lingkungan bila mereka mampu mengurangi limbah yang bisa merusak lingkungan menjadi hal yang sangat menarik.
Harapan untuk kedepannya mereka para peserta pelatihan bisa tersalurkan pada usah industri milik bapak Senen serta hal tersebut akan meningkatkan taraf pendapatan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Harapan selalu tumbuh dan terbuka. Sentra kerajinan tempurung kelapa yang telah ada saat ini diharapkan dapat menjadi trigger bagi tumbuhnya sentra-sentra kerajinan sejenis atau yang masih ada keterkaitannya, sehingga dapat menumbuhkan semangat kewirausahaan masyarakat. Kompetensi yang didapat bagi pelatih yaitu mereka bisa bersosial kepada peserta pelatihan yaitu dengan pendekatan diri , tatap muka menyalurkan pengetahuannya kepada peserta pelatihan. Serta menumbuhkan rasa tanggung jawabnya seorang pelatih akan tugas-tugas yang diemban.
E.     METODE/ RANCANGAN KEGIATAN
Berdasarkan survey yang telah dilakukan di lingkungan di Kecamatan Sewon Bantul mengungkapkan adanya masalah penumpukan limbah batok diberbagai tempat khususnya pada konsumen kelapa yang disebabkan limbah belum bisa dikelola dengan baik karena kurangnya pengetahuan akan manfaat dan keterampilan masyarakat dalam mengolah limbah. Berdasarkan hal tersebut akhirnya ditemukan sebuah dalam penangan limbah  yang akan dijalankan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Sosialisasi
            Sosialisasi Program akan dilakukan melalui pengurus RT setempat dan kelompok penggerak. Sosialisasi kepada masyarakat akan secara langsung dilakukan pengurus RT. Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini, seluruh pengurus RT akan paham tentang penanganan limbah batok yang akan dilaksanakan sehingga mereka akan mengerti manfaat dari program ini dan akhirnya akan termotivasi untuk menjalankannya. Pada sesi ini juga akan dikenalkan mengenai profil program yang akan dilaksanakan.
b.      Pelatihan
            Pelatihan cara menjalankan model terbuka dimana akan dibuka pendaftaran pelatihan yang diselenggarakan oleh para tokoh masyarakat dan kelompok penggerak berbasis lokal. Disitu akan diajarkan dari teori dasar hingga praktek pengolahan. Yaitu  mulia dari pembuatan motif, pemotongan  batok, penempelan motif batok ke media (tas), lalu pengecatan hingga penjemuran.
c.       Pemantauan dan Pendampingan.
Pemantauan dan pendampingan dilakukan selama pelaksanaan kegiatan ini berlangsung sampai pesera pelatihan dapat melakukan secara mandiri. Pemantauan akan dilakukan oleh anggota kelompok penggerak/ panitia bersama pengurus RW dan RT untuk mengamati pelaksanaan program.

F.     NARASUMBER/PELATIH/TUTOR/TENAGA TEKNIS
Mengenai narasumber maupun pelatih, kami mengambil dari pihak – pihak yang sudah diminta untuk melakukan kerjasama dengan kami dan untuk pelatih yang sudah diminta untuk mendidik yaitu  pelatih  yang sudah handal dan profesional yang di minta dari pemilik usaha batok yang akan mengajarkan mengenai:
1.      Pelatih pembuat tas bathok yang diambil dari pemilik usaha batok yaitu milik Bapak Senen (4 orang karyawan handal ).
2.      Ahli seni lukis (guru SMKI yaitu 1 orang).
G.    SARANA/PRASARANA
1.      Sarana-prasarana untuk proses pembelajaran teori:
a.       Balai Desa Kec.Sewon Bantul yang digunakan utuk proses pembelajaran teori yang dilengkapi dengan meja dan kursi.
b.      Whiteboard (papan tulis)
c.       Laptop, LCD, Layar Proyektor, serta sound system  untuk menampilkan berbagai pelaksanaan pengolahan kerajinan tempurung kelapa di pabrik.
d.      Alat tulis untuk peserta pelatihan.
e.       Contoh alat peraga (hasil pengolahan limbah yang sudah jadi).
2.      Berbagai macam alat dan bahan untuk proses pembuatan kerajinan:
a.       Balai Desa Kec.Sewon Bantul.
b.      Mesin pembolong untuk pembuatan kancing
c.       Mesin bor
d.      Amplas, vernish, kuas
e.       Cat lukis
f.       Ganggang tas
g.      Perlengkapan jahit untuk merangkai tempurung
h.      Media yaitu tas dasar.

H.    EVALUASI HASIL
 Setelah kegiatan pelatihan pengolahan kerajinan kelapa sudah berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan, seperti out put dari barang tersebut sudah ada wujudnya, kami akan mengadakan evaluasi dari hasil kerja. Dari pertama yaitu persiapan input yang sudah sesuai dengan rancana sangat mempengaruhi jalannya program. Pelaksanaan program yang berjalan secara bertahap sesuai dengan jadwal/ efektif akan menentukan hasil yang bagus terhadap peserta pelatihan.
Hasil pencapaian yang bagus, hal tersebut karena kerjasama yang baik antara panitia/penyelenggara, kepemimpinan serta para peserta pelatihan. Hasil yang didapati dari pelatihan diharapkan bisa dimanfaatkan oleh peserta pelatihan. Ketrampilan yang di peroleh mulai dari pembentukan motif batok, merangkai batok, mengecat dan memberikan lukisan.
Untuk evaluasi dilakukan oleh pelatih dan peserta pelatihan serta dari pihak penyelenggara. Dari kegiatan yang sudah dilakukan, kami berharap pemuda-pemudi dan ibu-ibu dapat didayagunakan melalui pelatihan tersebut. Dulunya pemuda-pemudi yang belum memiliki pekerjaan, kini dharapkan bisa memanfaatkan ketrampilan yang diperoleh dari pelatihan. Ibu-ibu yang sebelumnya hanya menganggur dan di rumah saja harapannya bisa ikut kerja masuk pada pabrik batok tersebut.
Memang untuk pelaksanaan program ini pasti banyak ditemui berbagai kendala  dan masalah yang ada didalamnya, tapi kami berharap kersama yang baik dari semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Sehingga tak lupa kami banyak haturkan terimakasih yang banyak atas tanggung jawab dan kerjasamanya.

I.       AGENDA KEGIATAN
·         Tahap Persiapan (pra program)
Bagi Penyelenggara:
ü  Rapat koordinasi antara penyelenggara dan pelatih.
ü  Penyelenggara mensosialisasikan/ memperkenalkan mengenai pelatihan pengolahan kerajinan tempurung kelapa ( penawaran).
ü  Memersiapkan berbagi kebutuhan dalam pelatihan mulai dari waktu pelaksanaan hingga jalannya acara.
ü  Membeli limbah dari pedagang es degan dan rumah makan.
ü  Menetapkan lokasi penampungan limbah batok.
ü  Merencanakan program mulai dari sistem, isi dan managemen.
ü  Membuka pendaftaran.
ü  Mencari informasi seberapa banyak para pendaftar pelatihan.
·         Tahap Pelaksanaan program
ü  Sosialisasi/ Pengenalan profil program
ü  Pelaksanaan pelatihan
ü  Panitia memantau jalannya pelatihan
ü  Tes akhir bagi peserta pelatihan (evaluasi).
·         Pasca Program
ü  Persiapan penyaluran peserta pelatihan pada sasaran pabrik
ü  Panen hasil kerajinan.
ü  Pengembangan pelatihan tersebut.
ü  Laporan akhir.

Pelatihan pembuatan kerajinan akan berlangsung selama 4 bulan berturut-turut, dan rincian jadwal harian sebagai berikut:
Bulan
Agenda
1 (selama15  hari)
Pemberian teori dasar
1 (selama 15 hari)
Pemberian teori lanjutan
2
Teknik pembuatan kancing, mulai dari pembentukan motif batok menjadi kancing yang berbentuk bulat/ oval, kotak, dan segitiga serta perendaman bathok ±2 jam, pengeringan dan penghalusan dengan iamplas. Lalu menyiapkan media yaitu tas dasar/ polos.
3
Penempelan motif batok ke tas, merangkai motif batok, serta pemasangan ganggang yang sudah di pesan ke pengrajin kayu.
4
Pengrapian dan pengecatan menggunakan vernish hingga pengeringan yaitu melalui sinar matahari secara langsung.
NB: Pengolahan kerajinan tempurung kelapa dilakukan setiap 3 x dalam 1 minggu pukul 13.00-17.00
Berikut tahapan pengolahan limbah tempurung kelapa:
1.      Siapkan kelapa yang sudah diambil dagingnya serta bentuklah menjadi motif segitiga,kotak,oval,obat nyamuk dan sebagainya
2.      Siapkan media seperti tas kain ,asbak ,tempat tisu maupun lainnya sesuai selera anda.
3.      Motif yang sudah dibentuk dibersihkan dengan cara di rendam selama kurang lebih 2 jam.
4.      Keringkan motif kelapa dan haluskan dengan menggunakan amplas ( bagian halusnya ) sampai benar2 halus.
5.      Siapkan lem,benang,jarum jahit,tali/akar yg sudah dihaluskan ,ataupun gagang kayu yang dapat dipesan di pengrajin kayu dan vernish .
6.      Proses laminating ( penempelan ) dapat dilakukan dengan mengoleskan lem kayu di sekitar motif .
7.      Untuk proses penjahitan sebelumnya buat lubang di kedua sisi dan dijahit dengan cara menyilang untuk menahan batok kelapa
8.      Tahap akhir setelah proses penempelan anda dapat melakukan proses vernish dengan menggunakan kuas.
9.      Keringkan dengan mengunakan cahaya matahari secara langsung

J.      MANAJEMEN PENYELENGGARAAN
·         Dipimpin oleh Kepala Dusun Ngimbang RT.21 Pendowoharjo Sewon Bantul 55185 yaitu Bapak Munjiyat.
·         Tersusun Panitia mulai dari Ketua RT yaitu H.Suparno, HS  , dan kelompok penggerak.
·         Program Perencanaan Pengolahan Kerajinan Tempurung Kelapa bekerjasama dengan:
1.      Pemilik usaha kerajinan tempurung kelapa yang handal yaitu Bapak Senen.
2.      Dinas Perindustrian dan Perdagangan
3.      Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Bantul.
V.  USULAN PEMBIAYAAN
I.                   USULAN/RANCANGAN BIAYA
ANGGARAN BELANJA
ANGGARAN PENDAPATAN
INVESTASI
Sarana dan prasarana
·         Balai Desa.
·         Laptop,LCD, Layar Proyektor, dan Sound System
·         Whiteboard dan alat tulis
·         Alat peraga
·         Mesin pembolong batok
·         Mesin bor
·         Alat jahit, dan alat-alat lainnya.




Rp.19.000.000
Dana Pemerintah Daerah Kab. Bantul




Rp. 14.000.000
Operasional
·         Personal 
Guru lukis (1)
Pelatih (karyawan handal 4 org)

·         Non Personal
(Bahan – bahan Pembuatan tas batok).

Rp. 150.000
Rp. 350.000x 4  (/bulan)= 1.400.000

Rp 3.500.000
Dana dari Pemerintah Daerah Kec.Sewon Bantul

Rp 3.000. 000
Biaya Pengembangan dan lain – lain

·         Dana dari Peserta: 30x25.000
·         Sponsor dari Pemilik usaha yaitu CV. Ceria Usaha Mandiri.
Rp 750.000

Rp 6.300.000

JUMLAH
Rp. 24.050.000

Rp. 24.050.000

VI. DAFTAR REFERENSI
http://www.pekalongankab.go.id/index.php (diakses pada hari selasa 25-10-2011 pukul 18.15)
http://bayuzu.blogspot.com/2011/02/pengertian-dan-definisi-wirausaha.html (diakses pada hari rabu 26-10-2011 pukul 19.34)













1 komentar: