PROPOSAL PELATIHAN PENGOLAHAN KERAJINAN TEMPURUNG KELAPA
MENJADI TAS
OLEH
:
SITI
KALIMAH
10102241018
PLS
3A
I.
LATAR
BELAKANG
Kehidupan
manusia akan dikatakan sejahtera apabila segala sektor kehidupannya dapat
terpenuhi. Sektor ekonomi, jasmani maupun rohani. Masalah terbesar untuk negara
kita saat ini yaitu masalah kemiskinan. Kemiskinan di Indonesia terjadi berawal
disebabkan oleh adanya pengangguran yang tidak dapat terbendung lagi.
Pengangguran disebabkan oleh sempitnya lapangan kerja. Apalagi sekarang ini sistem
ketenagakarjaan Indonesia adalah kontrak, hanya memiliki waktu beberapa saat
saja dalam bekerja, sehingga kompetisi kerja semakin besar.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan
sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam
berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan
operasinya, serta memasarkannya.
Wirausaha
adalah
kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir dan bathin, sumber
peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar peluang, merupakan
sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dituntut untuk mampu mengelola,
menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas.
Menurut Andrew
J Dubrin wirausaha adalah seseorang
yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is
a person who founds and operates an innovative business).
Jadi
dari pengertian diatas kita dapat mengartikan bahwa usaha seseorang untuk
menambah nilai dari suatu barang atau jasa dengan mengtur berbagai faktor
produksi yang sudah ada secara maksimal untuk memperoleh penghasilan yang lebih
untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia.
Setelah
menengok pada dunia industri, saat ini
banyak sekali bermunculan usaha-usaha yang dapat mengubah suatu problema
menjadi aset. Salah satunya yaitu tempurung kelapa. Tempurung kelapa atau yang
sering disebut dengan kata “bathok” oleh masyarakat jawa merupakan sampah yang dianggap mengganggu bagi orang-orang yang
tidak tahu manfaatnya, namun barang sisa tersebut bisa berubah menjadi
kerajinan dan tas yang terlihat etnik, natural namun modis.
Tempurung kelapa
banyak sekali dijumpai pada penjual es kelapa muda, rumah makan bahkan disetiap
rumah itupun dapat kita temui. Tempurung kelapa yang memiliki wujud yang keras
dapat diubah dan dipoles menjadi kerajinan yang unik. Berdirinya usaha ini dapat
didirikan apabila kepegawaian serta sarana dan prasarana saling mendukung.
Sampai saat ini usaha tempurung kelapa sudah menjamur di kawasan manca negara.
Di kabupaten Bantul terdapat salah satu pengrajin tempurung kelapa. Yaitu usaha
kerajinan milik Bapak Senen. Namun usaha
tersebut berhenti di tengah jalan karena bermasalah pada karyawan. Yaitu
sedikitnya orang yang berminat untuk terjun dalam dunia kerajinan tersebut.
Sehingga pimpinan pengolahan limbah tersebut kewalahan karena sedikitnya
orang-orang yang minat akan menjadi karyawannya. Padahal setelah wujud out put
nya ada, barang tersebut bisa menjadi aset yang tak kalah saing dengan
kerajinan yang lainnya. Oleh karena itu saya berinisiatif akan mengadakan
pelatihan bagi warga yang ingin terjun pada usaha tersebut. Dalam kerajinan
milik Bapak Senen difokuskan pada kerajinan tas batok.
Tas
Batok adalah sebuah tas wanita yang terbuat dari
tempurung kelapa yang membungkus daging dan air kelapa atau cangkang kelapa
(dalam bahasa jawa disebut batok kelopo) yang dipahat, diukir oleh
tangan tangan. Produk Tas batok mempunyai nilai seni tinggi dalam setiap detil
ukiran dimana dalam pembuatanya dikerjakan tangan tangan trampil dan susunan
batok yang sudah dipotong presisi sehingga dapat menjadi tas yang sangat sangat
indah, jika anda ingin sesuatu yang beda di resepsi atau saat hangout, segera
miliki koleksi terbaik karya rakyat Indonesia.
II.
TUJUAN
PROGRAM
Dengan
membuka suatu pelatihan untuk menjadi karyawan pengrajin tempurung kelapa,
harapannya adalah:
1. Peserta
pelatihan memiliki kompeten yang mampu mengolah bathok menjadi berbagai macam
kerajinan khususnya tas batok.
2. Masyarakat
memiliki tambahan keterampilan baru dalam mengolah batok menjadi kerajinan tas yang
memiliki nilai ekonomis sehingga mampu menambah pendapatan masyarakat
3. Mereka
bisa belajar memasarkan berbagai hasil olahannya dengan maksimal.
4. Limbah
batok yang menggunung di lingkungan sekitar tepatnya pada konsumen kelapa akan
berkurang karena masyarakat mengerti akan nilai ekonomis yang ditawarkan dari limbah
batok sehingga lingkungan menjadi bersih.
5. Mengurangi
pengangguran yang berada pada kabupaten tersebut khususnya pada daerah tersebut
(berkurangnya kemiskinan).
6. Kerajinan
tas batok bisa berkembang di dunia perindustrian dan bisa bersaing dengan kelas
dunia.
7. Masyarakat
yang telah ikut berpartisipasi mengikuti pelatihan dapat meningkatkan sumber
pendapatan.
8. Masyarakat
memiliki wacana baru mengenai manfaat ekonomis dari sampah
III.
USULAN
RANCANGAN PROGRAM
A.
LATAR
BELAKANG SPESIFIK
Setelah
melihat lingkungan di Kecamatan Sewon Bantul khususnya di Pedukuhan Ngimbang RT
21 Pendowoharjo Sewon Bantul yang telah berdiri usaha kerajinan tempurung
kelapa tapi mandheg serta didominasi dengan tumbuhnya pohon kelapa dan banyak
sekali warga yang mengkonsumsi kelapa, lebih praktisnya bila di daerah tersebut
dikembangakan pelatihan pengolahan tempurung kelapa menjadi berbagai macam
kerajinan. Lebih spesifiknya pada pembuatan tas batok. Karena untuk saat ini limbah tersebut hanya
di jadikan bahan bakar untuk memasak dan pembakaran batu bata saja.
Sehingga
kami disini bermaksud memanfaatkan tempurung kelapa itu. Sebenarnya usaha
tersebut sudah berdiri lama, namun usaha tersebut berhenti di jalan yang
disebabkan kurangnya karyawan yang mengolahnya. Lebih tepatanya usaha tersebut
berhenti di tengah jalan karena disebabkan oleh faktor pada pemilik usaha.
Pemilik
Usaha yang bernama Bapak Senen, pensiunan polisi rutan. Beliau itu dalam
memberikan gaji kepada karyawannya selalu tidak tepat, terkadang gajinya itu
kurang. Menurut kehidupan secara real gaji tersebut sering molor karena pemilik
usaha tersebut tidak bisa memanagemen mana uang usaha dan uang pribadi.
Sehingga wajar saja bila pada usaha tersebut tidak ada karyawannya. Maka
tepatnya disini saya akan menindaklanjuti pemilik usaha tersebut mengenai
ketepatan bagi gaji. Dan selanjutnya saya akan melaksanakan pelatihan kepada
calon-calon karyawan, supaya usaha
tersebut akan lebih berkembang dengan baik.
Disamping
hal tersebut, pemuda-pemudi pada daerah tersebut banyak sekali yang menganggur.
Hal itu disebabkan mereka hanya lulusan
SMP, serta mereka tidak mampu bekerja di tempat yang lebih tinggi. Mereka
kebanyakan bekerja di bangunan saja. Berharap pelatihan ini dapat mengentaskan
pengangguran tersebut dan memberikan lulusan yang trampil dan ulet. Lebih-lebih
bisa membrantas kemiskinan pada kabupaten Bantul.
B.
KELOMPOK
SASARAN PROGRAM
1. Pemuda
dan pemudi warga bantul usia produktif
Program
pelatihan pembuatan kerajinan hasil limbah tempurung kelapa lebih ditekankan
kepada pemuda-pemudi warga bantul. Karena untuk saat ini banyak sekali pemuda
yang nganggur yang dikarenakan pendidikan yang dimiliki masih rendah dan tidak
bisa untuk melamar pekerjaan. Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan mereka
memiliki ketrampilan dasar dan ketrampilan lanjutan yang bisa diterapkan untuk
memasuki pada usaha milik pak Senen.
2. Ibu-ibu
rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap.
Pelatihan
ini juga bisa diberikan kepada ibu-ibu yang sekiranya tidak memiliki pekerjaan
yang tetap. Ibu-ibu yang kebanyakan hanya kumpul-kumpul dan tidak ada pekerjaan
hendaknya didaya gunakan pada pelatihan ini. Sehingga bisa digunkaan untuk
pekerjaan sampingan. Selebihnya bila pelatihan berhasil, akan memberikan
keuntungan bagi pemilik industri dimana akan membuka lowongan sebagai karyawan.
Dengan bertambahnya karyawan, semakin cepat garapan permintaan dari konsumen
itu selesai. Hingga usaha tersebut akan berkembang lebih pesat. Ibu-ibu yang
mengikuti pelatihan juga akan mendapat ketrampilan dimana ibu-ibu bisa menjadi
karyawan pada pembuatan tas, dan akan mendapat tambahan penghasilan.
C.
KOMPETENSI
YANG DI HARAPKAN
Dengan
mengamati keadaan tersebut bisa mendukung kita untuk menjadi suatu inspirasi
dimana potensi itu dapat di kembangkan melalui suatu usaha secara inovatif dan
kreatif. Adanya pelatihan tersebut, harapannya yaitu para pemuda dan ibu-ibu
dapat memanfaatkan bekal yang diperoleh dari pelatihan serta ktrampilan dimana
bisa diterapkan untuk memasuki dunia industri kerajinan tempurung kelapa milik
bapak Senen. Ketrampilan yang diharapkan
yaitu ketrampilan dalam merangkai bathok menjadi tas.
Keterampilan pengrajin juga dapat ditingkatkan dengan menggali
pola atau motif-motif baru yang disukai dan sedang trend di pasaran untuk dapat
disesuaikan pada kerajinan tempurung kelapa, atau bahkan menciptakan trend
sendiri yang mampu diserap pasar (trend setter). Disamping hal
itu wawasan mereka lebih bertambah dalam mengukir limbah menjadi suatu aset
yang sangat berharga dan mereka juga peduli terhadap lingkungan bila mereka
mampu mengurangi limbah yang bisa merusak lingkungan menjadi hal yang sangat
menarik.
Harapan
untuk kedepannya mereka para peserta pelatihan bisa tersalurkan pada usah
industri milik bapak Senen serta hal tersebut akan meningkatkan taraf
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Harapan
selalu tumbuh dan terbuka. Sentra kerajinan tempurung kelapa yang telah ada
saat ini diharapkan dapat menjadi trigger bagi tumbuhnya sentra-sentra
kerajinan sejenis atau yang masih ada keterkaitannya, sehingga dapat
menumbuhkan semangat kewirausahaan masyarakat. Kompetensi yang didapat bagi
pelatih yaitu mereka bisa bersosial kepada peserta pelatihan yaitu dengan
pendekatan diri , tatap muka menyalurkan pengetahuannya kepada peserta
pelatihan. Serta menumbuhkan rasa tanggung jawabnya seorang pelatih akan
tugas-tugas yang diemban.
E.
METODE/
RANCANGAN KEGIATAN
Berdasarkan
survey yang telah dilakukan di lingkungan di Kecamatan Sewon Bantul mengungkapkan
adanya masalah penumpukan limbah batok diberbagai tempat khususnya pada
konsumen kelapa yang disebabkan limbah belum bisa dikelola dengan baik karena
kurangnya pengetahuan akan manfaat dan keterampilan masyarakat dalam mengolah limbah.
Berdasarkan hal tersebut akhirnya ditemukan sebuah dalam penangan limbah yang akan dijalankan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a.
Sosialisasi
Sosialisasi Program akan
dilakukan melalui pengurus RT setempat dan kelompok penggerak. Sosialisasi
kepada masyarakat akan secara langsung dilakukan pengurus RT. Diharapkan dengan
adanya sosialisasi ini, seluruh pengurus RT akan paham tentang penanganan
limbah batok yang akan dilaksanakan sehingga mereka akan mengerti manfaat dari
program ini dan akhirnya akan termotivasi untuk menjalankannya. Pada sesi ini
juga akan dikenalkan mengenai profil program yang akan dilaksanakan.
b.
Pelatihan
Pelatihan cara menjalankan model
terbuka dimana akan dibuka pendaftaran pelatihan yang diselenggarakan oleh para
tokoh masyarakat dan kelompok penggerak berbasis lokal. Disitu akan diajarkan
dari teori dasar hingga praktek pengolahan. Yaitu mulia dari pembuatan motif, pemotongan batok, penempelan motif batok ke media (tas),
lalu pengecatan hingga penjemuran.
c.
Pemantauan
dan Pendampingan.
Pemantauan
dan pendampingan dilakukan selama pelaksanaan kegiatan ini berlangsung sampai
pesera pelatihan dapat melakukan secara mandiri. Pemantauan akan dilakukan oleh
anggota kelompok penggerak/ panitia bersama pengurus RW dan RT untuk mengamati
pelaksanaan program.
F.
NARASUMBER/PELATIH/TUTOR/TENAGA
TEKNIS
Mengenai
narasumber maupun pelatih, kami mengambil dari pihak – pihak yang sudah diminta
untuk melakukan kerjasama dengan kami dan untuk pelatih yang sudah diminta
untuk mendidik yaitu pelatih yang sudah handal dan profesional yang di
minta dari pemilik usaha batok yang akan mengajarkan mengenai:
1.
Pelatih pembuat
tas bathok yang diambil dari pemilik usaha batok yaitu milik Bapak Senen (4
orang karyawan handal ).
2. Ahli
seni lukis (guru SMKI yaitu 1 orang).
G. SARANA/PRASARANA
1.
Sarana-prasarana untuk proses
pembelajaran teori:
a.
Balai Desa Kec.Sewon Bantul yang
digunakan utuk proses pembelajaran teori yang dilengkapi dengan meja dan kursi.
b.
Whiteboard (papan tulis)
c.
Laptop, LCD,
Layar Proyektor, serta sound system
untuk menampilkan berbagai pelaksanaan pengolahan kerajinan tempurung
kelapa di pabrik.
d.
Alat tulis
untuk peserta pelatihan.
e.
Contoh alat
peraga (hasil pengolahan limbah yang sudah jadi).
2.
Berbagai macam alat dan bahan untuk
proses pembuatan kerajinan:
a.
Balai Desa Kec.Sewon Bantul.
b.
Mesin pembolong untuk pembuatan kancing
c.
Mesin bor
d.
Amplas, vernish, kuas
e.
Cat lukis
f.
Ganggang tas
g.
Perlengkapan jahit untuk merangkai
tempurung
h.
Media yaitu tas dasar.
H.
EVALUASI
HASIL
Setelah kegiatan pelatihan
pengolahan kerajinan kelapa sudah berjalan sesuai dengan apa yang kita
harapkan, seperti out put dari barang tersebut sudah ada wujudnya, kami akan
mengadakan evaluasi dari hasil kerja. Dari pertama yaitu persiapan input yang
sudah sesuai dengan rancana sangat mempengaruhi jalannya program. Pelaksanaan
program yang berjalan secara bertahap sesuai dengan jadwal/ efektif akan
menentukan hasil yang bagus terhadap peserta pelatihan.
Hasil
pencapaian yang bagus, hal tersebut karena kerjasama yang baik antara
panitia/penyelenggara, kepemimpinan serta para peserta pelatihan. Hasil yang
didapati dari pelatihan diharapkan bisa dimanfaatkan oleh peserta pelatihan.
Ketrampilan yang di peroleh mulai dari pembentukan motif batok, merangkai
batok, mengecat dan memberikan lukisan.
Untuk
evaluasi dilakukan oleh pelatih dan peserta pelatihan serta dari pihak
penyelenggara. Dari kegiatan yang sudah dilakukan, kami berharap pemuda-pemudi
dan ibu-ibu dapat didayagunakan melalui pelatihan tersebut. Dulunya
pemuda-pemudi yang belum memiliki pekerjaan, kini dharapkan bisa memanfaatkan
ketrampilan yang diperoleh dari pelatihan. Ibu-ibu yang sebelumnya hanya
menganggur dan di rumah saja harapannya bisa ikut kerja masuk pada pabrik batok
tersebut.
Memang
untuk pelaksanaan program ini pasti banyak ditemui berbagai kendala dan masalah yang ada didalamnya, tapi kami
berharap kersama yang baik dari semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam
kegiatan ini. Sehingga tak lupa kami banyak haturkan terimakasih yang banyak
atas tanggung jawab dan kerjasamanya.
I.
AGENDA
KEGIATAN
·
Tahap
Persiapan (pra program)
Bagi
Penyelenggara:
ü Rapat
koordinasi antara penyelenggara dan pelatih.
ü Penyelenggara
mensosialisasikan/ memperkenalkan mengenai pelatihan pengolahan kerajinan
tempurung kelapa ( penawaran).
ü Memersiapkan
berbagi kebutuhan dalam pelatihan mulai dari waktu pelaksanaan hingga jalannya
acara.
ü Membeli
limbah dari pedagang es degan dan rumah makan.
ü Menetapkan
lokasi penampungan limbah batok.
ü Merencanakan
program mulai dari sistem, isi dan managemen.
ü Membuka
pendaftaran.
ü Mencari
informasi seberapa banyak para pendaftar pelatihan.
·
Tahap
Pelaksanaan program
ü Sosialisasi/
Pengenalan profil program
ü Pelaksanaan
pelatihan
ü Panitia
memantau jalannya pelatihan
ü Tes
akhir bagi peserta pelatihan (evaluasi).
·
Pasca
Program
ü Persiapan
penyaluran peserta pelatihan pada sasaran pabrik
ü Panen
hasil kerajinan.
ü Pengembangan
pelatihan tersebut.
ü Laporan
akhir.
Pelatihan pembuatan
kerajinan akan berlangsung selama 4 bulan berturut-turut, dan rincian jadwal
harian sebagai berikut:
Bulan
|
Agenda
|
1 (selama15 hari)
|
Pemberian teori dasar
|
1 (selama 15 hari)
|
Pemberian
teori lanjutan
|
2
|
Teknik
pembuatan kancing, mulai dari pembentukan motif batok menjadi kancing yang
berbentuk bulat/ oval, kotak, dan segitiga serta perendaman bathok ±2 jam,
pengeringan dan penghalusan dengan iamplas. Lalu menyiapkan media yaitu tas
dasar/ polos.
|
3
|
Penempelan
motif batok ke tas, merangkai motif batok, serta pemasangan ganggang yang
sudah di pesan ke pengrajin kayu.
|
4
|
Pengrapian
dan pengecatan menggunakan vernish hingga pengeringan yaitu melalui sinar
matahari secara langsung.
|
NB:
Pengolahan kerajinan tempurung kelapa dilakukan setiap 3 x dalam 1 minggu pukul
13.00-17.00
Berikut tahapan pengolahan limbah
tempurung kelapa:
1. Siapkan
kelapa yang sudah diambil dagingnya serta bentuklah menjadi motif
segitiga,kotak,oval,obat nyamuk dan sebagainya
2. Siapkan
media seperti tas kain ,asbak ,tempat tisu maupun lainnya sesuai selera anda.
3. Motif
yang sudah dibentuk dibersihkan dengan cara di rendam selama kurang lebih 2
jam.
4. Keringkan
motif kelapa dan haluskan dengan menggunakan amplas ( bagian halusnya ) sampai
benar2 halus.
5. Siapkan
lem,benang,jarum jahit,tali/akar yg sudah dihaluskan ,ataupun gagang kayu yang
dapat dipesan di pengrajin kayu dan vernish .
6. Proses
laminating ( penempelan ) dapat dilakukan dengan mengoleskan lem kayu di
sekitar motif .
7. Untuk
proses penjahitan sebelumnya buat lubang di kedua sisi dan dijahit dengan cara
menyilang untuk menahan batok kelapa
8. Tahap
akhir setelah proses penempelan anda dapat melakukan proses vernish dengan
menggunakan kuas.
9. Keringkan
dengan mengunakan cahaya matahari secara langsung
J.
MANAJEMEN
PENYELENGGARAAN
·
Dipimpin oleh Kepala Dusun Ngimbang
RT.21 Pendowoharjo Sewon Bantul 55185 yaitu Bapak Munjiyat.
·
Tersusun Panitia mulai dari Ketua RT
yaitu H.Suparno, HS , dan kelompok
penggerak.
·
Program Perencanaan Pengolahan Kerajinan
Tempurung Kelapa bekerjasama dengan:
1. Pemilik
usaha kerajinan tempurung kelapa yang handal yaitu Bapak Senen.
2. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
3. Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Bantul.
V. USULAN PEMBIAYAAN
I.
USULAN/RANCANGAN BIAYA
ANGGARAN
BELANJA
|
ANGGARAN
PENDAPATAN
|
INVESTASI
Sarana dan prasarana
·
Balai Desa.
·
Laptop,LCD, Layar Proyektor, dan Sound System
·
Whiteboard dan alat tulis
·
Alat peraga
·
Mesin pembolong batok
·
Mesin bor
·
Alat jahit, dan alat-alat lainnya.
|
Rp.19.000.000
|
Dana Pemerintah Daerah Kab. Bantul
|
Rp. 14.000.000
|
Operasional
·
Personal
Guru lukis (1)
Pelatih (karyawan handal 4 org)
·
Non Personal
(Bahan
– bahan Pembuatan tas batok).
|
Rp. 150.000
Rp. 350.000x 4 (/bulan)= 1.400.000
Rp 3.500.000
|
Dana dari Pemerintah Daerah Kec.Sewon Bantul
|
Rp 3.000.
000
|
Biaya Pengembangan dan lain – lain
|
|
·
Dana dari Peserta: 30x25.000
·
Sponsor dari Pemilik usaha yaitu CV. Ceria
Usaha Mandiri.
|
Rp 750.000
Rp 6.300.000
|
JUMLAH
|
Rp. 24.050.000
|
|
Rp. 24.050.000
|
VI.
DAFTAR REFERENSI